Dari hasil observasi Sagitarius A, lubang hitam di galaksi Bimasakti, ilmuwan memprediksi bahwa lubang hitam punya bentuk bulan sabit. |
Astronesia-Astronom memprediksi, lubang hitam memiliki bentuk bulan sabit, bukan gumpalan seperti yang diduga sebelumnya. Prediksi ini terungkap dalam pertemuan tahunan American Astronomical Society ke-221 beberapa waktu lalu.
Lubang hitam memang tak bisa dilihat dan dicitrakan. Namun, batasan lubang hitam atau yang dikenal dengan horizon peristiwa bisa dideteksi dari radiasi yang diemisikan ketika ada benda yang jatuh ke lubang hitam.
Sebuah proyek baru bernama Event Horizon Telescope menggabungkan kekuatan dari beragam teleskop radio untuk melihat obyek yang sangat kecil. Event Horizon Telescope telah melakukan beberapa pengukuran pada obyek Sagitarius A.
Dari hasil beberapa pengukuran, Ayman bin Kamruddin, mahasiswa University of California, Berkeley, yang terlibat proyek, memperkirakan bahwa bentuk bulan sabit adalah bentuk lubang hitam terbaik.
Permodelan mengungkap, bentuk bulan sabit muncul dari bentuk donat pipih yang dibentuk oleh materi yang mengorbit lubang hitam dan sedang dalam perjalanan untuk terjebak masuk ke dalamnya. Satu sisi lubang hitam tampak gelap, yang lainnya terang.
Sementara itu, bagian tengah lubang hitam disebut bayangan lubang hitam. Bagian itulah yang merepresentasikan lubang hitam itu sendiri, obyek paling rapat di semesta sehingga apa pun tak bisa lari, tak terkecuali cahaya.
Mencitrakan lubang hitam memang sangat sulit. Bentuk bulan sabit kali ini memang baru prediksi. Tetapi, prediksi ini sangat penting untuk menguraikan fisika di sekitar lubang hitam. Astronom optimistis bisa mencitrakan lubang hitam dalam waktu dekat.
"Event Horizon Telescope adalah yang pertama bisa mencakup skala luas sebanding dengan ukuran horizon peristiwa dari lubang hitam. Saya pikir bukan hal gila untuk berpikir bahwa kita akan bisa mendapatkan citra itu dalam 5 tahun," kata Kamruddin seperti dikutip Space, Minggu (20/1/2013).
Lubang hitam memang tak bisa dilihat dan dicitrakan. Namun, batasan lubang hitam atau yang dikenal dengan horizon peristiwa bisa dideteksi dari radiasi yang diemisikan ketika ada benda yang jatuh ke lubang hitam.
Sebuah proyek baru bernama Event Horizon Telescope menggabungkan kekuatan dari beragam teleskop radio untuk melihat obyek yang sangat kecil. Event Horizon Telescope telah melakukan beberapa pengukuran pada obyek Sagitarius A.
Dari hasil beberapa pengukuran, Ayman bin Kamruddin, mahasiswa University of California, Berkeley, yang terlibat proyek, memperkirakan bahwa bentuk bulan sabit adalah bentuk lubang hitam terbaik.
Permodelan mengungkap, bentuk bulan sabit muncul dari bentuk donat pipih yang dibentuk oleh materi yang mengorbit lubang hitam dan sedang dalam perjalanan untuk terjebak masuk ke dalamnya. Satu sisi lubang hitam tampak gelap, yang lainnya terang.
Sementara itu, bagian tengah lubang hitam disebut bayangan lubang hitam. Bagian itulah yang merepresentasikan lubang hitam itu sendiri, obyek paling rapat di semesta sehingga apa pun tak bisa lari, tak terkecuali cahaya.
Mencitrakan lubang hitam memang sangat sulit. Bentuk bulan sabit kali ini memang baru prediksi. Tetapi, prediksi ini sangat penting untuk menguraikan fisika di sekitar lubang hitam. Astronom optimistis bisa mencitrakan lubang hitam dalam waktu dekat.
"Event Horizon Telescope adalah yang pertama bisa mencakup skala luas sebanding dengan ukuran horizon peristiwa dari lubang hitam. Saya pikir bukan hal gila untuk berpikir bahwa kita akan bisa mendapatkan citra itu dalam 5 tahun," kata Kamruddin seperti dikutip Space, Minggu (20/1/2013).
Sumber : Kompas
Ilmuwan : Lubang Hitam Berbentuk Bulan Sabit
4/
5
Oleh
Unknown